Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ja'far bin Abi Thalib: Pahlawan Perang Mu'tah

Pahlawan itu adalah Ja'far bin Abu Thalib, salah satu sepupu Nabi Muhammad SAW. Beliau gugur sebagai syahid dalam perang Mu'tah, perang heroik 3000 vs 200.000 yang terjadi pada tahun 8 Hijriah di daerah Karak, Yordania.

Beliau dijuluki sebagai Dzul Janahain (Sang pemilik dua sayap) karena kegagahannya dalam membela Islam dalam perang Mu'tah ini.

Di Jordan
Petunjuk Makam Ja'far bin Abi Thalib
Kronologi perang Mu'tah
Rasulullah mengirim utusan kepada salah satu pemimpin Romawi, namun utusan ini dibunuh. Padahal menurut undang-undang yang berlaku pada waktu itu -bahkan hingga hari ini- membunuh utusan adalah sesuatu yang amat terlarang dan membunuh utusan sama artinya dengan mengumumkan perang.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun mengirimkan pasukan sejumlah 3000 orang dari Madinah.


Ketika mengirimkan pasukan itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berpesan:

"Jika Zaid tewas atau cidera, komandan digantikan Ja’far bin Abi Thalib. Seandainya Ja’far tewas atau cidera pula, dia digantikan Abdullah bin Rawahah. Dan apabila Abdullah bin Rawahah cidera atau gugur pula, hendaklah kaum muslmin memilih pemimpin/komandan di antara mereka."

Setelah pasukan sampai di Mu'tah, kaum Muslimin yang dipimpin Zaid bin Haritsah yang hanya berkekuatan 3.000 tentara mendapati tentara Romawi telah menyambut dengan kekuatan 200.000 tentara bersenjata lengkap dan dengan tentara-tentara yeng telah terlatih.

Ketika peperangan yang tidak seimbang ini berkobar, Zaid bin Haritsah gugur.

Melihat itu Ja'far segera mengambil panji komando sambil mengangkatnya tinggi-tinggi pertanda kepemimpinan telah beralih kepadanya.

Suatu ketika musuh mengepungnya dan berhasil menyabet tangan kanannya hingga putus, maka tinggallah Ja'fah dengan tangan kirinya berusaha mempertahankan bendera kaum muslimin, lantas musuh pun menebas tangan kirinya, lagi-lagi Ja'far tak membiarkan bendera itu jatuh ke tanah, dengan sigap dirangkulnya bendera itu ke dadanya dengan sisa kedua lengannya yang sudah buntung, Namun tidak berapa lama kemudian,musuh pun menebasnya hingga ia syahid menyusul Zaid.

Melihat ini, Abdullah bin Rawahah pun segera merebut bendera komando dari komando Ja’far bin Abu Thalib. Kini komando berada di tangan Abdullah bin Rawahah, sehingga akhirnya dia gugur pula sebagai syahid, menyusul kedua sahabatnya yang telah syahid lebih dahulu.

Komando perang kaum muslimin lantas diambil alih oleh "pedang Allah" Khalid bin Walid, disini khalid bin walid menjalankan taktik yang sangat cemerlang, sahabat Nabi yang dulu sebelum memeluk islam pernah menjadi komandan pasukan kafir Quraysh ketika menghadapi kaum muslimin dalam perang Uhud ini pun menarik pasukan muslimin yang berada di garda paling depan ke belakang pada malam hari dan menempatkan garda belakang yang masih fresh ke depan pada pagi harinya sehingga seolah-olah pasukan bantuan telah datang dari Madinah, demikian juga ia memerintahkan pasukan berkuda untuk menarik diri memutari bukit (mirip taktiknya dalam perang Uhud) pada malam hari dan mengeluarkan diri pada siang harinya dan memerintahkan mereka untuk mengeluarkan debu sebanyak mungkin, sehingga muncul anggapan musuh bahwa pasukan berkuda bantuan dari Madinah telah datang, dengan demikian nyali musuh pun menciut, sehingga mereka memutuskan untuk memberhentikan perang dan kaum muslimin pun kembali ke Madinah dengan jumlah pasukan yang gugur hanya 12 orang (termasuk 3 orang komandan).

Imam Bukhari meriwayatkan dari Khalid sendiri bahwa ia berkata: "Dalam perang Mu'tah, sembilan bilah pedang patah di tanganku kecuali sebilah pedang kecil dari Yaman." Ibnu Hajar mengatakan, Hadis ini menunjukkan bahwa kaum Muslimin telah banyak membunuh musuh mereka.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun memuji kehebatan Khalid dengan menjulukinya "Saifullah" (Pedang Allah).


Adapun mengenai Ja'far bin Abi Thalib. Diriwayatkan bahwa ada sekitar 90 sayatan pedang, tusukan tombak dan panah di tubuh Ja'fah bin Abi Thalib, namun tidak ada satu pun dari sayatan itu yang berada di tubuhnya bagian belakang. ini menunjukkan kegagahan dan kegigihannya ketika itu.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
رأيت جعفر بن أبي طالب ملكاً في الجنّة؛ مضرّجةٌ قوادمه بالدّماء؛ يطيرُ بالـجنّـة
“Aku lihat Ja’far bin Abi Thalib di dalam surga seperti malaikat – dengan sayap lebar yang berlumuran darah – terbang di dalamnya.” (HR. Al-Hakim, 3:209; Al-Hafizh berkata dalam Fathul Bari, 7:76, “Sanadnya jayyid [baik].”)

Posting Komentar untuk "Ja'far bin Abi Thalib: Pahlawan Perang Mu'tah"