Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mahfudzot Kelas 5 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (5)

 

مِنْ أَحَـادِيْثِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّـمَ

Di antara mutiara Hadis Rasulullah SAW

 

صِفَـةُ الْمُؤْمِنِ الكَــامِلِ:

اِتَّقِ الْمَحَارِمَ تَكُنْ أَعْبَدَ النَّاسِ ، وَارْضَ بِمَا قَسَّمَ اللهُ لَكَ تَكُنْ أَغْنَى النَّاسِ ، وَأَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ تَكُنْ مُؤْمِنًا ، وَأَحِبَّ لِلنَّـاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ تَكُنْ مُسْلِمًا ، وَلَا تُكْثِرِ الضَّحِكَ ، فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيْتُ الْقَلْبَ

 

فَضِيْـلَةُ الصِّــدْقِ:

إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يَكُوْنَ صِدِّيْقًا. وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

 

وِحْدَةُ المُسْلِمِـيْنَ وَاتِّحَادُ مَشَـاعِرِهِمْ:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَوَادِّهِمْ ، وَتَرَاحُمِهِمْ ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

 


Terjemahan:

Sifat seorang mukmin yang sempurna

Jauhilah hal-hal yang diharamkan, maka engkau akan menjadi orang yang paling taat; ridalah terhadap apa yang diberikan oleh Allah, maka engkau akan menjadi manusia paling kaya; berbuat baiklah kepada tetanggamu, maka engkau akan menjadi seorang mukmin; cintailah orang lain sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri, maka engkau akan menjadi seorang muslim; janganlah terlalu banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

 

Keutamaan kejujuran

Sesungguhnya kejujuran menuntun (seseorang) kepada kebaikan, dan sesungguhnya kebaikan menuntun kepada surga; Sesungguhnya seseorang selalu berusaha berlaku jujur hingga ia benar-benar menjadi orang yang jujur. Dan sesungguhnya kebohongan menuntut (seseorang) kepada keburukan, dan keburukan menuntun kepada neraka, sesungguhnya seseorang selalu berlaku jujur hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang jujur. (HR. Bukhari No. 5749)

 

Kesatuan kaum Muslimin dan persatuan mereka dalam berbagi perasaan

Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, adalah seperti sebuah badan. Jika salah satu anggota badan sakit, maka seluruh anggota badan yang lainnya akan ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim No. 4791)

 


Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan:

Penjelasan Hadis Pertama

Dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi syarahnya Sunan Tirmidzi, Imam Al-Mubarakfuri menjelaskan bahwa orang yang menghindari hal-hal haram akan menjadi manusia paling ‘abid adalah karena dengan meninggalkan hal-hal yang haram seseorang akan menunaikan hal-hal yang wajib.

 

Adapun maksud dari manusia paling kaya adalah karena hatinya selalu merasa cukup dengan apa yang ada, serta tidak menginginkan apa yang ada pada orang lain. Karena itu dikatakan bahwa:

 

لَيْسَ الْغِنَى بِكَثْرَةِ الْعَرَضِ، لَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta, akan tetapi kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan jiwa (merasa cukup dengan apa yang ada)

 

Selanjutnya, maksud dari menjadi seorang mukmin dengan berlaku baik kepada tetangga adalah bahwa berperilaku baik kepada tetangga adalah salah satu ciri orang mukmin yang sempurna, karena itu dalam hadis lain disebutkan:

 

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia mengganggu tetangganya; barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menghormati tamunya; barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata kebaikan ataupun diam.” (HR. Bukhari No. 5679)

 

Kemudian, maksud dari kalimat mencintai orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri akan membuat kita menjadi muslim adalah bahwa perilaku tersebut akan mengantar kita menjadi muslim yang sempurna. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

 

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tidaklah (sempurna) iman seseorang dari kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (Muttafaq ‘Alaih)

 

Adapun di bagian akhir dari hadis ini disebutkan bahwa banyak tertawa dapat mematikan hati, yang dimaksud di sini adalah tertawa yang berlebihan. Karena dalam Islam tertawa bukanlah hal yang dilarang apabila masih dalam batas kewajaran. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda:

 

لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلًا ، وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا

Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, pastilah kalian sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari No. 4354)

 

***

 

Penjelasan Hadis Kedua

Kejujuran (as-Shidq) adalah sebuah sifat yang sangat penting dalam ajaran Islam, karena itulah ia termasuk dari 4 sifat wajib bagi Nabi dan Rasul.

 

Lawan dari Shidq adalah Kadzib (Kebohongan), saking tercelanya sikap ini, bahkan orang Arab zaman jahiliyah dulu pun merasa malu untuk berbohong, buktinya adalah tatkala Abu Sufyan ditanya oleh Heraklius tentang kepribadian Nabi Muhammad, ia (Abu Sufyan) menjawab semua pertanyaan Heraklius dengan jujur, ia menyebutkan semua sifat-sifat baik Nabi Muhammad SAW yang ia ketahui, padahal saat itu ia belum masuk Islam, dan Nabi Muhammad SAW ketika itu notabenenya adalah ‘musuh’nya. Tapi ia memilih untuk jujur, karena memang berbohong itu adalah sesuatu yang di bangsa mana pun berada, dianggap sebagai hal yang tidak terpuji.

 

***

 

Penjelasan Hadis Ketiga

Umat Islam memang seharusnya bersatu bagaikan sebuah tubuh, yang mana tatkala salah satu anggota tubuh ada yang merasa sakit, seharusnya anggota tubuh yang lain pun terkena dampaknya juga.

 

Maka tatkala ada sebagian dari umat Islam yang menderita atau terkena musibah, baik musibah dunia (bala, bencana, dsb) maupun musibah akhirat (kekufuran, kezaliman, dsb), seharusnya kita merasa sedih dan tergerak untuk membantu.

 

Dalam riwayat hadis yang lain, Rasulullah SAW juga mengumpamakan kaum muslimin itu seperti sebuah bangunan yang mana bagian-bagian dari bangunan itu saling menguatkan satu sama lain:

 

المُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

Orang mukmin dengan orang mukmin yang lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling mengokohkan satu sama lain.” (Muttafaq Alaih)

 

Kata kunci transliterasi: Ittaqil mahaarima, takun a’badan naas, katsratud dhahik tumiitul qalb,  innas shidqa yahdii ilal birr, innal kadziba yahdii ilal fujuur, matsalul mu’miniina fi tawaaddihim wa taraahumihim wa ta’aathufihim kamatsalil jasad, sahar, wal hummaa.

 

(Untuk Kata Mutiara Lainnya : Kumpulan Mahfudzot Kelas 1 - 5 KMI Gontor)


Posting Komentar untuk "Mahfudzot Kelas 5 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (5)"