Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Menyusun Khutbah Jumat Praktis Ala Mazhab Syafi'i


Bismillahirrahmanirrahim..

Sebelum kita mulai menyusun Khutbah, sebaiknya kita mengetahui mana yang rukun dan mana yang sunnah di dalam khutbah. Rukun khutbah adalah hal yang harus ada di dalam khutbah, sehingga ketidak adaannya menjadi sebab akan ketidak-sah-an khutbah itu sendiri, sedangkan kita semua tahu bahwa Khutbah itu merupakan salah satu syarat sahnya sholat Jumat.
            
Khutbah Jumat memiliki 5 rukun yang harus dipenuhi, yang artinya ketiadaan salah satu dari hal-hal tersebut menjadi sebab akan tidak sahnya khutbah Jumat. Adapun menurut mazhab Syafi’i, 5 rukun tersebut adalah:


1. Memuji Allah di kedua khutbah.
2. Membaca Sholawat atas Nabi Muhammad di kedua khutbah.
3. Memberi wasiat untuk bertakwa di kedua khutbah.
4. Membaca ayat suci Al-Quran di salah satu dari dua khutbah.
5. Mendoakan kaum mukminin di khutbah kedua, dengan doa-doa yang sudah dikenal.
            
Setelah kita mengetahui rukun-rukun khutbah tersebut, dapat kita simpulkan bahwa hal-hal selain 5 hal di atas bukanlah rukun, melainkan sebagai sunnah yang menambah kesempurnaan khutbah. Sekarang marilah kita mencoba untuk menyusun khutbah.

Contoh Khutbah Jumat Tentang Persaudaraan Kaum Muslimin

***

Khutbah Pertama

Rukun: Pujian Kepada Allah
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،

Rukun: Shalawat atas Nabi
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Rukun: Wasiat untuk bertakwa kepada Allah
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ.. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ،

Rukun: Membaca salah satu ayat Al-Quran
قاَلَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.  بِسْــمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيم.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (۱۰)
صَدَقَ اللهُ العَظِيْمُ..


Isi Khutbah:
Ma’asyiral muslimin, jama’ah sholat Jum’ah rahimakumullah.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Kemudian sholawat dan salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Selain itu, marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan segala upaya dan usaha yang sungguh-sungguh, agar kita benar-benar menjadi bagian dari golongan al muttaqin. Adapun judul khutbah Jumat kita kali ini adalah “Persaudaraan kaum muslimin”.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT..
Allah telah menyatakan di dalam Al-Quran bahwasannya kaum muslimin itu adalah “saudara”, karena di antara mereka ada sebuah ikatan, yaitu ikatan Iman dan Islam. Maka dari sini dapat kita pahami bahwa di dalam Islam, persaudaraan itu tidak hanya terbatas pada hubungan darah saja, akan tetapi jauh lebih luas dari pada itu, hubungan akidah pun menjadi faktor dalam persaudaraan kita sesama manusia.

Adapun pertikaian dan pertengkaran yang sering sekali kita lihat akhir-akhir ini terjadi di antara kaum muslimin adalah karena sebagian orang belum menyadari ataupun menyakini dengan sepenuh hati bahwa kaum muslimin itu bersaudara.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT..
Cobalah Anda bayangkan, jika suatu hari Anda berpapasan di jalan, namun tanpa sengaja orang itu menyenggol Anda hingga jatuh, ketika itu Anda sangat marah sekali, namun tiba-tiba Anda lihat ternyata orang yang menyenggol Anda tadi adalah saudara kandung Anda sendiri, pasti marah Anda akan mereda. Nah, demikian juga seharusnya sikap Anda terhadap saudara Anda sesama Muslim.. Karena Allah telah menegaskan bahwa kaum muslimin itu adalah saudara.

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT..
Jika kita telah menyadari bahwa kaum Muslimin itu bersaudara, maka hendaklah kita memperbaiki hubungan kita sesama muslim. Kita hendaknya memperlakukan mereka seperti halnya kita memperlakukan saudara kandung kita sendiri. Bahkan tidak hanya memperlakukan mereka dengan baik, kita hendaknya mencintai mereka seperti halnya kita mencintai diri kita sendiri. Terkait hal ini Rasulullah SAW bersabda :
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [رواه البخاري]
“Belum sempurna imannya seseorang itu sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri” (HR. Bukhari).

Dari hadis ini jelas sekali bahwa Islam sangat memperhatikan hubungan sesama muslim. Maka jika anda menyukai sesuatu, sedangkan anda tahu ada saudara seiman Anda yang juga menyukai benda itu dan juga membutuhkannya, jika Anda masih belum bisa mendahulukan saudara Anda untuk mendapatkan benda itu, itu tandanya bahwa Iman Anda belum sepenuhnya sempurna.

Selain itu, jika anda senang diperlakukan dengan baik oleh orang lain, maka perlakukanlah mereka dengan baik juga. Demikian juga jika Anda tidak senang dihina, dibohongi, dsb. Maka janganlah Anda melakukan hal yang sama kepada orang lain. Ini semua adalah satu satu bentuk implikasi dari hadis di atas.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT..
Di dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي تَوَادِّهِمْ وَ تَرَاحُمِهِمْ وَ تَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَ الْحُمَّى (متفق عليه)

“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta dan kasih sayang mereka adalah bagaikan sebuah tubuh, jika ada anggota tubuh yang sakit, maka anggota tubuh yang lain pun ikut terkena dampaknya sehingga demam dan panas” (HR. Bukhari – Muslim).

Dengan demikian, jelaslah bagi kita bahwa persaudaraan di antara sesama muslim adalah hal yang sangat dijunjung tinggi di dalam agama Islam, maka barang siapa yang hanya baik hubungannya dengan Allah saja tanpa memperhatikan hubungannya dengan orang lain, maka ketahuilah bahwasannya orang seperti itu bukanlah muslim yang baik.

Maka marilah kita bersama-sama memperbaiki hubungan kita sesama muslim, agar kita menjadi muslim yang baik, yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Amin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

***

Khutbah Kedua

Rukun: Pujian kepada Allah
الحَمْدُ لِلَّهِ. الحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدَ الْكَامِلِينَ كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُولُهُ النَّبِيُّ الْمُعْتَبَرُ،

Rukun: Wasiat untuk bertakwa
أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ اللهِ فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، اتَّقُوا اللهَ وأَطِيْعُوْهُ وَتُوبُوْا إِلَيْهِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ وَٱسْتَغْفِرُوْهُ.

Rukun: Bershalawat atas Nabi Muhammad SAW
وَٱعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ ﴿إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا﴾[الأحزاب:٥٦].
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ءَالِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ءَالِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ءَالِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ إِنَّا دَعَوْنَاكَ فَٱسْتَجِبْ لَنَا دُعَاءَنَا، فَاغْفِرِ اللَّهُمَّ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَإِسْرافَنَا فِيْ أَمْرِنَا.

Rukun: Berdoa untuk kaum mukminin
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللَّهُمَّ سَخِّرْ لَنَا الْأَخِلّاءَ الصَّالِحِينَ، وٱجْعَلْهُمْ لَنا أَعْوَانًا عَلى طَاعَتِكَ، وجَنِّبْنَا صُحْبَةَ مَنْ لَا يَخَافُكَ. رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. آمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. اُذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يُثِبْكُمْ، وَٱشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَٱسْتَغْفِرُوهُ يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ، وَٱتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنَ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، أَقِمِ الصَّلاةَ.

***
Demikianlah tatacara membuat khutbah Jumat, semoga bermanfaat bagi saudara-saudara yang ingin menyusun khutbah menurut Mazhab Syafi’i. Wallahu A’lam.

Lihat contoh-contoh khutbah lainnya di sini: (Kumpulan Khutbah)

Posting Komentar untuk "Cara Menyusun Khutbah Jumat Praktis Ala Mazhab Syafi'i"