Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kumpulan Nasihat dan Falsafah Hidup Gontor Part 1


Sebagai sebuah lembaga pendidikan, Gontor tidak hanya memerhatikan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, namun lebih dari itu, Gontor juga membekali para santrinya dengan berbagai ‘pelajaran kehidupan’ berupa nilai-nilai luhur, nasihat, pesan-pesan, kata-kata bijak, dan falsafah hidup yang merupakan bekal utama bagi para santrinya di kemudian hari tatkala mereka kembali kepada masyarakat.

Nilai-nilai tersebut biasanya didapatkan oleh para santri dalam berbagai kesempatan, baik di dalam pertemuan umum, rapat, kajian, maupun di dalam kegiatan belajar mengajar.

Berikut ini adalah beberapa petikan nasihat, pesan-pesan, kata-kata bijak, dan filsafah hidup yang selalu diajarkan di Pondok Modern Darussalam Gontor yang kami kumpulkan dari berbagai sumber, baik dari catatan pribadi kami sebagai penulis selama menjalani proses belajar mengajar di sana, maupun dari para alumni dan sumber-sumber lainnya.

Kata-kata bijak dan falsafah-falsafah hidup ini sangat penting untuk dihayati karena ia merupakan nilai-nilai (values) yang sangat berharga dan sangat mempengaruhi pola pikir orang yang menghayatinya, sehingga ia tahu bagaimana harusnya bersikap dan bertindak di dalam kehidupan. Selamat menikmati!

A. Falsafah Terkait: Keikhlasan dalam beramal

Berjasalah tapi jangan minta jasa – K.H. Imam Zarkasyi.
Gontor selalu mengajarkan santri-santrinya untuk menjadi orang yang berjasa namun tak pernah mengharapkan jasa atau pamrih. Selalu memberi namun tak pernah mengharap diberi kembali. Karena balasan terbaik atas sebuah perbuatan baik adalah ridho Allah.

Kamu adalah orang yang berharga, tapi jangan minta dihargai, kalau minta dihargai, harga dirimu habis tak tersisa sepeserpun – K.H. Imam Zarkasyi.
Semua orang itu berharga, demikian pula dengan setiap perbuatan baik yang ia lakukan, namun ia tidak boleh ‘minta harga’ dalam artian pamrih atas jasa atau kebaikan yang telah dilakukannya. Karena sebuah kebaikan yang masih dapat ‘dihargai’ apalagi dengan ukuran duniawi akan jatuh nilainya dan bahkan menjadi tidak berharga, karena nilai hakiki dari sebuah perbuatan baik bukanlah terletak pada ‘harga’ yang ditetapkan oleh manusia atasnya, melainkan pada ketulusan atau keikhlasan yang sangat bernilai di mata Allah SWT.

Tidak berbudi orang yang mengharapkan balas budi, dan tidak berbudi pula orang yang tidak tahu balas budi – K.H. Hasan Abdullah Sahal.
Maksudnya ialah apabila kita melakukan sebuah jasa atau kebaikan atas orang lain, hendaknya kita tidak mengungkit-ungkit kembali jasa kita tersebut, karena hal tersebut merupakan cerminan dari kurangnya keikhlasan kita dalam beramal. Namun di sisi lain, jika ada orang lain berbuat baik kepada kita, maka kita sebaiknya membalas budi orang tersebut dan mengapresiasi kebaikannya. Dengan adanya sikap seperti ini, maka akan terjalin keharmonisan dan sikap saling hormat antara sang pemberi dan yang diberi.


B. Falsafah Terkait: Semangat dan Kesungguhan Dalam Bekerja dan Berusaha

Bondo Bahu Pikir Lek Perlu Sak Nyawane Pisan – K.H. Ahmad Sahal.
Secara harfiah, kalimat berbahasa Jawa ini berarti: “Harta, tenaga, dan pikiran, kalau perlu nyawanya juga sekalian.” Maksudnya dalam berjuang kita haruslah ‘all out’ atau tidak boleh tanggung-tanggung, malah kalau perlu nyawa pun kita pertaruhkan demi kesuksesan perjuangan kita. Kita harus selalu ingat bahwasannya tak ada keberhasilan tanpa pengorbanan dan tak ada artinya pengorbanan tanpa kesungguhan.

Andaikata muridku tinggal satu, akan tetap ku ajar, yang satu ini sama dengan seribu. Kalaupun yang satu ini pun tidak ada, aku akan mengajari dunia dengan pena – K.H. Imam Zarkasyi.
Demikianlah perkataan K.H. Imam Zarkasyi yang menyiratkan besarnya semangat beliau dalam mendidik santri-santrinya. Seorang pendidik memang seharusnya demikian, tak boleh putus asa dan pantang menyerah. Berjuang dalam mendidik itu harus tetap dilanjutkan bagaimanapun sulitnya keadaan, bahkan kalaupun tak akan lagi orang yang mau belajar bersama kita, atau tak ada satupun lagi murid kita yang tersisa, namun kita masih punya pena untuk berjuang, maka pena itu lah yang akan kita manfaatkan untuk mendidik.

Berani hidup tak takut mati, takut mati jangan hidup, takut hidup mati saja – K.H. Imam Zarkasyi.
Maksudnya di dalam melakukan sesuatu, kita tidak boleh patah semangat sebelum mencoba, putus asa sebelum berusaha maksimal, takut menanggung resiko kegagalan, takut tidak berhasil, dan sebagainya. Ketahuilah bahwa semua itu hanyalah sikap-sikap pengecut yang hanya akan menghalangi langkah kaki kita untuk bergerak.
Jika kamu punya catatan terkait nasehat ataupun falsafah hidup yang lain, silahkan tuliskan di kolom komentar ya. Terima Kasih.

Bersambung..

Baca juga: Kumpulan Mahfuzhot (Kata Mutiara) Kelas 1-5 KMI Gontor

3 komentar untuk "Kumpulan Nasihat dan Falsafah Hidup Gontor Part 1"

  1. Mudah-mudahan disehatkan selalu agar bisa lanjut terus sampai selesai ya bang..
    Alhamdulillah sangat manfaat buat saya pribadi ketika mengajar...

    BalasHapus
  2. Makasih sudah berbagi, sy dapat kembali merefresh ingatan akan nasehat2 yg pernah dipelajari dulu.

    BalasHapus