Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mahfudzot Kelas 5 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (6)


 

 

لِلأَفْــوَهِ الأَوْدِي

Syair Afwah Al-Audi

 

وَالْبَيْــتُ لَا يُبْتَنَى إِلَّا لَهُ عَمَــدٌ # وَلَا عِمَادَ إِذَا لَمْ تُرْسَ أَوْتَادُ

فَإِنْ تَجَمَّـعَ أَوْتَـادٌ وَأَعْمِــدَةٌ # وَسَاكِنٌ بَلَغُوا الْأَمْرَ الَّذِيْ كَادُوْا

لَا يَصْلُحُ النَّـاسُ فَوْضَى لَا سَرَاةَ لَهُمْ # وَلَا سَرَاةَ إِذَا جُهَّالُهُمْ سَادُوْا

تُهْدَى الْأُمُوْرُ بِأَهْلِ الرَّأْيِ مَا صَلُحَتْ # فَإِنْ تَوَلَّتْ فَبِالْأَشْرَارِ تَنْقَادُ

 


Terjemahan:

Sebuah rumah tidak akan berdiri kecuali dengan adanya tiang. Tiang pun tak akan berdiri jika tak dipasang pasak.

Jika tiang, pasak, dan penghuni telah tersedia, maka mereka pun akan mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Tidak akan benar keadaan orang-orang yang selevel yang tak punya pemimpin. Dan tidak ada gunanya pemimpin jika para orang bodoh berkuasa.

Segala urusan akan baik-baik saja dengan adanya tokoh-tokoh yang bijak. Namun apabila mereka berpaling, maka segala urusan akan dikuasai oleh orang-orang jahat.

 


Syarah / Penjelasan dan Kesimpulan:

Mengenal sang penyair

Afwah Al-Audi adalah seorang penyair yang memiliki nama lengkap Shalaa’ah bin Amr bin Malik Al-Audi (صلاءة بن عمرو بن مالك الأودي), ia adalah seorang penyair asal Yaman pada masa jahiliah.

Ia mendapat julukan ‘Afwah’ yang berarti ‘Orang bermulut besar’ karena ia memiliki bibir yang kasar dan gigi yang besar. Namun walaupun demikian, ia adalah sosok yang dihormati oleh kaumnya karena ia adalah pemimpin mereka, selain itu ia juga punya banyak pengalaman dalam masalah perang dan kehidupan sehari-hari. Maka ia pun bersenandung untuk mengajarkan orang-orang berdasarkan pengalaman yang ia miliki tersebut.

Adapun bait pada Mahfudzat kali ini sebenarnya hanyalah potongan kecil dari kumpulan syairnya yang sebenarnya lebih panjang lagi.

 

Penjelasan terkait bait-bait syair

Bait-bait syair yang dilantunkan oleh Afwah ini adalah bait-bait yang mengandung norma dan petunjuk dalam kehidupan bermasyarakat.

Ia mengibaratkan sekelompok masyarakat adalah layaknya sebuah rumah yang memiliki pasak dan tiang, yang mana pasak dan tiang itu adalah perumpamaan daripada elemen-elemen yang ada di masyarakat tersebut.

Di bait pertamanya dengan jelas Aufah menyebutkan bahwa sekelompok masyarakat tidak akan bisa maju jika elemen-elemen yang ada padanya belum berdiri dengan benar, hal ini mirip dengan rumah yang tak akan berdiri tanpa adanya tiang, dan tiang-tiang juga tak akan bisa berdiri tanpa adanya pasak.

Di bait selanjutnya ia juga menjelaskan bahwa jika semua komponen yang ada di dalam masyarakat tadi sudah tersedia dan saling bersinergi satu sama lain untuk memajukan kaumnya, maka ketika itulah mereka akan menjadi masyarakat yang maju yang akan berhasil mencapai cita-citanya.

Setelah itu, ia kembali melanjutkan penjelasannya dengan menyebutkan bahwa masyarakat tidak akan bisa maju jika mereka hanyalah merupakan sekumpulan orang yang sama rata, yang  tidak memiliki sosok berkualitas sebagai pemimpin yang bisa mengarahkan dan membawa mereka untuk bergerak bersama-sama membangun peradaban. Namun, mereka juga tidak akan bisa maju jika ternyata yang memimpin mereka adalah orang-orang bodoh yang tidak berkompetensi.

Di bait terakhir, ia juga menjelaskan bahwa segala urusan masyarakat akan baik-baik saja selama masih dipimpin oleh orang-orang baik nan bijaksana, namun jika orang-orang baik itu malas dan malah memilih untuk mengundurkan diri (tidak mau memimpin dan bergerak di masyarakat), maka yang terjadi selanjutnya adalah munculnya orang-orang jahat yang haus kekuasaan, dan maju ke tampuk kepemimpinan. Karena itulah penting bagi orang-orang baik untuk selalu memberikan perhatian dan bimbingan kepada masyarakatnya, dan bahkan menjadi pemimpin bagi mereka. Bait terakhir ini memiliki versi lain, yaitu:

تُلْفَى الْأُمُوْرُ بِأَهْلِ الرُّشْدِ مَا صَلَحَتْ # فَإِنْ تَوَلَّوْا فَبِالْأَشْرَارِ تَنْقَادُ

Yang artinya kurang lebih sama dengan bait di atas. Demikianlah penjelasan Mahfudzat kelas 5 KMI bagian ke 6 ini, semoga bermanfaat.

 

Kata kunci transliterasi: Walbaitu laa yubtanaa, lam tursa autaadu, laa yashluhu an-naasu faudha, laa saraata, tuhdal umuuru, tanqaadu.


Baca juga :

·         Kumpulan Muthala’ah KMI Gontor Berbagai Judul

·         Kumpulan Mahfudzot Kelas 1 - 5 KMI Gontor


1 komentar untuk "Mahfudzot Kelas 5 KMI Gontor Beserta Arti dan Penjelasannya (6)"